It's time for put a bit concern

   Bulan ini adalah bulan dimana usia pernikahanku dan suami memasuki usia ke-7 bulan. Belum muncul tanda-tanda akan ada penambahan anggota baru didalam pernikahan kami. Sejak menikah akhir April tahun ini, aku dan suami tidak ada rencana untuk menunda momongan, tapi juga tidak ingin cepat-cepat. Nah lho, jadi bingung kan? Aku juga kok! Hahaha. Jadi, sebelum menikah sempat ada obrolan santai di pantai dengan -calon- suami waktu itu tentang salah satu sodara yang begitu menikah langsung hamil dibulan yang sama! Dengan santai pula saat itu aku nyeletuk "aku nanti gak mau kayak gitu lho yank, kita pacaran dulu yah?"Well, inilah yang akhir-akhir ini buat aku sedikit kepikiran dan berpikir. Enggg.. Jangan-jangan karena ocehan serampanganku waktu itu ya aku belum hamil juga sampe sekarang? Ah, enggak ah kayaknya! Buang jauh-jauh pikiran kayak gitu. Allah itu Maha Baik dan Asyik.

   Concern untuk segera memiliki momongan -aku dan suami menyebutnya dengan sebutan Little B, inisial dari nama yang ingin kami berikan ke anak perempuan kami nantinya, Bianca- muncul sejak kami tak lagi LDR, memasuki bulan ke 4 usia pernikahan. Aku mulai mencari berbagai informasi mengenai bagaimana kehamilan bisa terjadi hingga cara untuk bisa cepat hamil, berikut pengaruh kondisi haid yang tidak teratur pada terjadinya kehamilan itu sendiri. Iya, ritual bulanan bagi wanita ini kadang tidak bisa aku alami disetiap bulannya. Siklus haidku tergolong siklus haid tidak teratur. Penyebabnya macam-macam, bisa karena hormonal, stress dan life style. Dan hampir 45% wanita mengalami ini! Berdasarkan hasil browsing dan cerita-cerita yang aku pernah denger, kehamilan tetap sangat bisa terjadi pada wanita dengan kondisi bulanan seperti itu. Jadi sedikit mengurangi kekhawatiran di hati deh. Fyuh...

   Keterampilanku dalam browsing akhirnya membawaku ke situs yang mengupas semua masalah terkait dengan kehamilan dan proses menuju kehamilan itu sendiri, ibuhamil.com. Dari situ akhirnya aku melek semelek-meleknya bahwa: IT'S NOT AS EASY AS IT FOR PREGNANT AND HAVING A BABY! *jedieeeeeeeer!* Banyak banget pasangan suami istri yang harus berjuang keras, bahkan sangat keras untuk itu. Sangat mungkin bahwa seseorang ternyata memiliki masalah pada organ reproduksi, hingga pada akhirnya hal itu yang menjadi penghambat untuk dapat segera memiliki momongan. Selain faktor "rejeki" dari Tuhan, tentunya. Dengan polosnya aku baru mengetahui semua ilmu dan kemungkinan-kemungkinan itu sekarang. Merasa telat? Iya. Tapi itu yang pada akhirnya menjadi trigger buat aku dan suami untuk a bit concern mengenai masalah ini. Dimulai dengan hal paling sederhana yang bisa langsung kami praktekkan, yaitu mengetahui masa subur. Bahkan aku pun baru tau apa itu masa subur! Kemana saja aku selama ini, Tuhan :(
 
   Menggali informasi melalui internet berlanjut lebih dalam -dan akan semakin dalam- mengenai bagaimana mengetahui masa subur. Mengetahui masa subur bagi wanita yang memiliki haid teratur tentu sangat mudah karena memang sudah ada rumusnya. Tetapi untuk wanita dengan siklus seperti aku, rumus tersebut tidak berlaku. Satu-satunya cara adalah dengan menggunakan alat pendeteksi masa subur atau yang biasa disebut ovutest. Ada yang bentuknya seperti strip testpack dan ada juga yang seperti mini microscope. Bedanya adalah dari segi pemakaian, kalau yang strip itu hanya sekali pakai, sementara yang scope dapat dipakai berulang kali. Kalau dari cara pemakaian, ovutest strip menggunakan urine, sementara yang scope dengan menggunakan air liur. Karena pada kasusku, masa subur harus dicek secara berkala, maka akan lebih baik menurutku kalau menggunakan ovutest jenis scope. Walau dari segi harga memang lumayan mahal jika dibandingkan dengan ovutest strip yaitu sekitar Rp. 265.000,- Untuk cara pemakaian, sudah ada buku panduan lengkap didalamnya, gampang kok caranya!

                                                                 Ovutest Scope
   
   Secara berkala aku coba mengetahui masa suburku. Itu aku lakukan sejak awal membeli ovutest ini, yang secara kebetulan jatuh bangun tepat persis dengan berakhirnya masa haidku. Hal ini juga disarankan oleh pabrikan ovutest tersebut dengan tujuan supaya kita tau perubahan yang terjadi kalau nantinya kita berada di fase subur. Ada penjelasan di buku panduannya kok mana-mana indikator yang menunjukkan kita lagi ada di fase subur, tidak subur dan peralihan masa diantara keduanya.

No comments:

Post a Comment